Keinginan dan cita-cita rakyat Aceh untuk memiliki sebuah
perguruan tinggi telah menjadi kenyataan. Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam
secara resmi dibuka Presiden Soekarno pada tanggal 2 September 1959, diiringi
pembukaan selubung Tugu Darussalam dan peresmian pembukaan fakultas pertama
dari Universitas Syiah Kuala, yaitu Fakultas Ekonomi.
Tanggal 2 September ini selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Daerah
Aceh, yang diperingati setiap tahun oleh rakyat Aceh, hari yang mengandung
makna kebangkitan kembali pendidikan di daerah ini.
Pada pembukaan dan peresmian Kopelma Darussalam, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Darussalam sebagai pusat
pendidikan daerah Aceh adalah lambang iklim damai dan suasana persatuan, hasil
kerjasama antara rakyat dan para pemimpin Aceh, serta sebagai modal pembangunan
dan kemajuan daerah Aceh khususnya, dan Indonesia umumnya.
Tugu Darussalam |
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) adalah perguruan tinggi
negeri tertua di Aceh. Berdiri pada tanggal 2 September 1961 dengan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 11 tahun
1961, tanggal 21 Juli 1961. Pendirian Unsyiah dikukuhkan dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia, nomor 161 tahun 1962, tanggal 24 April 1962 di
Kopelma Darussalam, Banda Aceh. Unsyiah berkedudukan di Ibukota Provinsi Aceh
dengan kampus utama terletak di Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam,
Banda Aceh. Saat ini, Unsyiah memiliki lebih dari 30.000 orang mahasiswa yang
menuntut ilmu di 12 Fakultas dan Program Paska Sarjana dan Program Vokasi.
Universitas
Syiah Kuala (Unsyiah) mempunyai lambang resmi dalam bentuk Bungong Seuleupok
(Bunga Teratai) yang sedang mekar.
Lambang Unsyiah |
Visi Unsyiah menjadi
universitas yang inovatif, mandiri, dan terkemuka di Asia Tenggara dalam bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Salah
satu Misi Unsyiah yaitu meningkatkan kualitas
akademik untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi.
Di Unsyiah ada bermacam-macam beasiswa, baik dari perusahaan
maupun lembaga tertentu. Diantaranya ada beasiswa bidik misi dan beasiswa ADik.
Beasiswa
Bidikmisi merupakan beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi
secara akademik, namun secara ekonomi perlu dibantu. Sedangkan beasiswa
ADik (Afirmasi Pendidikan) merupakan bantuan pendidikan dalam rangka memberikan kesempatan belajar pada jenjang yang
lebih tinggi dan meningkatkan akses pendidikan kepada lulusan SMA/SMK/MA atau
sederajat di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar yang berprestasi baik.
Jadi jangan heran jika berkunjung ke Unsyiah kita akan
melihat mahasiswa yang berasal dari Papua, Thailand, Amerika Serikat dan
lain-lain. Mereka adalah mahasiswa afirmasi atau mahasiswa pertukaran antar negara.
Sedikit cerita tentang rektor yang pernah menjabat di
Unsyiah. Prof. Dayan Dawood, yang
ditembak pada 7 September 2001. Pelaku pembunuhan teridentifikasi dari Kelompok
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Aceh Besar.
Pada hari Sabtu tanggal 12 Februari 2005 Prof. Dr. Ir. Abdi
Abdul Wahab, M.Sc didemo ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)
Banda Aceh yang menamakan diri sebagai Penguasa Darurat Kampus . Mereka menuntut Rektor Unsyiah Prof.Dr.Abdi A Wahab
untuk mundur dari jabatannya.
Pada hari Kamis 11 September 2008 sekitar pukul 02.55 WIB Kantor
Pusat Administrasi (KPA) atau Biro Rektor Universitas Syiah Kuala terbakar.
Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 15-20 miliar.
Kebakaran Biro Unsyiah |
Unsyiah memiliki satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) perustakaan.
Pustaka Unsyiah merupakan Library 2.0
yang memiliki 4 (empat) elemen penting
yaitu :
1. Terpusat pada pengguna.
Pengguna berpartisipasi dalam pembuatan konten dan layanan
yang terlihat dalam tampilan web perpustakaan, OPAC, dan lain-lain. OPAC merupakan singkatan dari personalized social network interface atau pertemuan jejaring sosial pribadi. Pemakaian
dan pembuatan konten web yang dinamis sehingga peran pustakawan dan pengguna
tidak selalu jelas.
2. Menyediakan sebuah layanan multi media.
Koleksi dan layanan Library 2.0 menyediakan komponen video
dan audio. Walaupun hal ini jarang sekali dicetuskan sebagai fungsi Library 2.0
di sini disarankan agar seharusnya begitu.
3. Kaya secara sosial.
3. Kaya secara sosial.
Tampilan web perpustakaan berisi tampilan pengguna. Ada dua
cara yaitu sinkronisasi contohnya IM dan
asinkronisasi contohnya wiki untuk komunikasi pengguna dengan pengguna lain dan
dengan pustakawan.
4. Inovatif secara bersama-sama.
4. Inovatif secara bersama-sama.
Mungkin hal ini adalah aspek tunggal utama dari Library 2.0
yaitu bertumpu pada asas perpustakaan sebagai layanan masyarakat, namun sadar
bahwa ketika masyarakat berubah perpustakaan tidak saja ikut berubah tetapi
juga membiarkan pemustaka untuk merubah nya. Perpustakaan siap untuk merubah
pelayanannya, mencari cara baru untuk memberi kesempatan masyarakat, bukan saja
perorangan, untuk mencari, menemukan, dan menggunakan
informasi.
Library 2.0 akan memindahkan keseluruhan layanan perpustakaan
ke sebuah media elektronik. Perpustakaan telah memiliki tampilan web selama
beberapa tahun dan dengan Library 2.0 para pemustakanya akan bergabung
bersama.
Library 2.0 bukan tentang pencarian, namun penemuan; bukan
tentang akses, tapi berbagi. Library 2.0 mengenali bahwa manusia tidak mencari
dan menggunakan informasi sebagai pribadi namun sebagai komunitas.
Sekarang ini di dalam gedung pustaka Unsyiah bisa kita temukan
café, berbagai cinderamata yang dipajang untuk dijual dan tentunya koleksi buku
dalam jumlah yang banyak.
Transportasi untuk sampai ke kampus Unsyiah saat ini sudah
sangat mudah. Ada transkutaraja yang bersih, nyaman dan murah. Kalau dulu lobur
jadi idola mungkin saat ini transkutarajalah idola masyarakat dan mahasiswa. Sopir
labi-labi mengalami masa kelabu karena sepinya penumpang. Mereka lebih memilih
transkutaraja. Pernah saya melihat didepan biro rektor Unsyiah ada sopir labi-labi
yang mepep pep karena penumpangnya lewat begitu saja saat ditawarkan naik
labi-labi, si calon penumpang lebih memilih menunggu transkutaraja ditempat
pemberhentiannya tepatnya disamping masjid Jamik Darussalam.
Labi-labi |
Trankutaraja |
Lobur |
Di
usia yang ke 56 tahun semoga Unsyiah terus berbenah menjadi universitas yang
bisa bersaing ditingkat nasional dan internasional. Pengalaman hidup para
pejabat di Unsyiah dengan berbagai liku-likunya semoga bisa menjadi pelajaran
berharga buat generasi penerus di Unsyiah. Kita juga harus mengingat akan
pengorbanan para pelakon di Unsyiah dari masa ke masa yang membuat Unsyiah bisa
seperti saat ini.
Gedung AAC Dayan Dawood |
Biro Rektor Unsyiah |
Pejabat Rektorat Unsyiah |
Kepada mereka kita haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kepada Allah SWT kita wajib bersyukur Unsyiah bisa seperti sekarang ini. Maju terus Unsyiahku "Jantong Hate Rakyat Aceh".