Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Selasa, 30 November 2010

tsunami dalam kenanganku


Gak terasa satu hari lagi sudah memasuki bulan desember, jadi teringat tsunami yang melanda aceh.

Hari itu sabtu 25 desember 2004 saat teman kos ku mengajak ke lamtemen timur karena ada bibinya yang dating dari bius (nama kampong di takengon). Karena besoknya hari libur kamipun berempat berangkat sore itu.

Malamnya kamipun saling bercerita dengan penghuni rumah yang baru kami datangi, ada juga yang membaca majalah, kami baru tidur sekitar jam 12 malam. Aku sendiri gak merasakan apa-apa gak ada firasat atau apapun namanya. Suami saya bilang pas malam sebelum tsunami bulan cahayanya merah. Entahlah aku gak melihatnya.

Pagi itu sekitar jam 8 pas kami bersiap-siap pulang ke kos-kosan tiba-tiba terasa gempa yang cukup kencang serta merta kamipun berlarian keluar rumah, tas masih saya letakkan di meja teras. Kami pikir gempa sudah berhenti kamipun bersiap pulang, tiba-tiba gempanya dating lagi kali ini lebih kuat dari yang pertama, saat itu hp tidak ada sinyal, listrik langsung mati. Tiba-tiba terdengar suara sirene mobil kebakaran, suara dengungan serta suara orang berlarian sambil berteria-teriak tidak jelas. Kamipun berlari ke jalan, di jalan ramai orang-orang yang berlarian tanpa tentu arah, aku bertannya “ada apa bu?”. Gak tau katanya.

Tak lama kemudian datanglah air yang kencang dengan menumbangkan pohon kelapa, menghanyutkan rumah dan segalanya, kamipun segera berlari masuk kesebuah menasah, saat itu saya sempat membawa alquran kecil dan hp pemberian abang saya yang tertua. Air datang semakin deras dan kamipun berpegangan ke tiang menasah, lama kelamaan airnya hampir memenuhi lantai bawah menasah yang tingginya kira-kira 2 m,  kamipun mulai panic kepala kami hampir menyentuh dinding atap menasah. Rupanya ada yang berusaha naik ke lantai 2 sekaligus atap menasah. Saat itu kami sudah basah kuyup, aku sempat melihat air yang hitam pekat baunya seperti solar bercampur air dan Lumpur hitam, lengket di pakaianku.

Sekitar jam 8.45 kamipun berhasil naik ke atap menasah, sementara gempa masih terasa di tambah air yang terus mengalir dengan derasnya. Kamipun menangis bersama, aku sempat berpikir apakah sudah tiba waktunya kiamat, saat ku lihat langit, langitnya gak terbelah seperti yang di firmankan Allah swt dalam alquran dalam suratnya tentang hari kiamat. Ada juga burung-burung yang beterbangan di langit. Sayapun melihat mayat-mayat yang mulai terapung-apung di air. Ada juga ibu yang menangis pilu kerena anaknya tak bisa dia pegang saat naik ke tembok jadilah anaknya lepas dari pegangan tangannya. Saat itu akupun kian menangis mengingat saudaraku yang tinggal di kos-kosan, gimana kabar mereka?

Jam 11.30 kamipun mulai turun dari atap menasah dan terus berlari dari lorong masuk ke rumah sampai jalan besar. Kami melewati pohon besar yang tumbang, mayat yang tergeletak dengan berbagai kondisi serta seekor anjing yang tersangkut kepalanya di sebuah pagar besi. Kami pun terus berlari dan berlari, sampai di jalan besar orang-orang makin ramai yang berlarian kesana kemari, akupun kami pun jadi bingung kemana harus berlari yang dari arah kota berlari ke lamtemen sementara kami dari lamtemen berlari kea rah kota. Mobil-mobil aparat mulai mengangkut orang-orang yang panik dan tentu saja gak muat semua.

Akhirnya kamipun memutuskan berjalan ke ketapang, dalam gerimisnya hujan kami terus berjalan sampai ke rumah seorang teman dan kamipun sempat makan malam serta bersih-bersih di sana. Tiba-tiba gempa dating lagi kami pun berhamburan keluar sementara si empunya rumah biasa-biasa saja karena rumah mereka gak terkena tsunami. Kami yang sudah ketakutan terus saja berlari sampai ke pemancar tvri.

 Sepanjang jalan yang ada wajah-wajah penuh air mata dan ketakutan. Saat itu kami tak ada yang memakai alas kaki, kaos kaki kamipun tertinggal di rumah yang kami tumpangi. Tiba di pemancar tvri rupanya banyak sekali orang-orang di sana.tetapi tetap saja kadang sikap tidak empati ada, masak pas kami ketemu orang yang punya terpal lebih kamipun minta pinjam tuk alas tidur eh dia malah bilang ini buat atap nanti kalau hujan, jadilah kami yang kedingainan, basah kuyub dan harus tidur di becek-becek. Wih kebangetan nih orang.

Kami ada 7 orang, salah satu dari teman kami mulai demam dan mengigau air..air. malam itu kami tidur dengan cemas dan terbangun saat gempa dating, kami semua takut kejatuhan tower yang ada di situ, towernya berayun-ayun saat gempa. Para tni tidur di aspal berjejer lengkap dengan senjata mereka.

Pagi harinya kamipun masih di tempat pengungsian, kekurangan air dan makanan. Kami bertemu seorang anak perempuan yang masih  kecil usianya kira-kira 9 tahun, kakinya tembus tertusuk kayu dan masih mengeluarkan darah. Kamipun mencoba mencari obat buat lukanya tetapi lagi-lagi tidak ada persediaan obat jadilah lukanya Cuma di balut kain perca.anak kecil itu cuma tinggal seorang diri keluarga yang lain semuanya tewas.

dalam keadaan yang serba sulit rupanya masih ada juga orang yang tidak punya rasa kasihan masak ada juga yang mencuri barang-barang para pengungsi, saat itu bila ada orang yang berteriak air...air..maka spontan para pengungsi semuanya berlarian meninggalkan semua barang bawaan mereka, nah saat itulah pencuri beraksi menjarah barang yang tersisa. wih tragis memang.
tiga hari kami di pengungsian banyak cerita duka yang kami dengar, ada yang menangis pilu saat dia bercerita harus meninggalkan orang tuanya yang lagi sakit di kursi roda entah bagaimana keadaannya, ada juga orang yang menemukan seorang anak kecil di atas lemari di sebuah kantor dan masih banyak cerita duka yang membuat kita terharu mendengarnya.

rupanya keluargaku menyangka diriku sudah tewas, mereka mencariku ke beberapa tempat pengungsia tetapi hasilnya sia-sia mereka tanya anak bapak di mana saat kejadian? "di lamtemen timur" jawab bapakku, maka merekapun pesimis.

saat bapak mencariku ada kejadian yang membuat bapakku harus kehilangan 3 buah gigi depannya. ceritanya saat bapak mencariku naik mobil chevrolet bapak duduk di belakang, tiba-tiba pas lewat di jalan menuju blang bintang ada seorang laki-laki yang mengalami gangguan kejiwaan menyetop mobil dan mobilpun berhenti, tanpa babibu laki-laki tersebut marah sekali melihat bapak entah apa masalahnya diapun langsung mengambil bongkahan batu aspal dan menghantamkannya ke muka bapak, darahpun mengalir dengan derasnya dan mobilpun cepat-cepat di jalankan kembali, semua yang ada di mobil cemas karena banyak sekali darah yang keluar rupanya akibat gigi bapak yang tanggal 3 buah. untunglah masih ada sedikit obat di sebuah apotik yang saat itu hampir langka. 

setelah kejadian tsunami banyak orang di aceh yang mengalami trauma dan gangguan kejiwaan lainnya, jadi jangan heran kalau mendapati orang yang ngomong sendiri, berjalan kesana kemari tanpa arah, ada juga orang marah-marah melulu sama siapa saja dll.

 sampai saat ini kejadian tsunami masih segar dalam ingatan orang aceh terutama orang-orang yang kehilanagan  orang-orang yang mereka cintai. tentunya dalam setiap musibah ada hikmah dibalik semuanya. walllahu a'lam

Senin, 29 November 2010

menghambat anti agine (penuaan)


Dalam suatu seminar kecantikan yang pernah saya ikuti  ada suatu cara agar  selalu kelihatan cantik salah satunya dengan menghambat penuaan.

Menghambat anti agine (penuaan) dapat kita lakukan dengan cara :
  1. melakukan perawatan kulit secara rutin → mencuci wajah (bagi orang islam berwudu’ 5x sehari sudah cukup), memakai pelembab wajah kalau siang hari yang mengandung anti ultraviolet, memakai  masker 2x seminggu atau boleh juga memakai lulur mandi.
  2. menjaga berat badan → kalau ini mungkin rada susah juga ya? Ada yang terlalu kurus pingin gemuk tapi gak gemuk-gemuk juga padahal sudah di usahakan, begitu juga orang yang gemuk pingin kurus mulai dari diet, olah raga tetapi ya gitu deh tetap aja gemuk.
  3. melakukan olah raga secara rutin → bagi ibu rumah tangga hal ini mungkin sulit tetapi bisa memberi kita warna lain dalam hidup kita, mungkin kita bisa melakukannya pada hari minggu bersama keluarga, tentunya di samping sehat tuk jasmani juga bisa menyehatkan hubungan kita dengan suami dan anak-anak.
  4. menerapkan pola hidup sehat → makan, minum, tidur serta istirahat yang cukup dan tidak berlebihan.
  5. selalu berpikiran positif  → terkadang kita seringnya sudah berpikiran macam-macam sebelum kita tau yang sebenarnya, berpikiran negative terhadap apapun yang kita hadapi punya pengaruh terhadap kesehatan dan kecantikan kita. Umpamanya saja kemarahan. Saat kita marah yang keluar dari organ-organ tubuh kita adalah racun yang tentu saja dapat merusak tubuh kita. Positif thingking tentunya tidak hadir dengan sendirinya tetapi di perlukan latihan, latihan dan latihan.
Mudah-mudahan kita bisa terus bisa mempercantik diri dengan memperbaiki inner Beauty (akhlak mulia, berpikiran positif, pandai bersyukur, berilmu) dan auter beauty (penampilan fisik seseorang yang bisa memudar seiring berjalannya waktu) kita.