Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Sabtu, 29 April 2023

Bapak

Pernah kan engkau membayangkan bahwa hidup ini akan begitu anehnya. Ada orang-orang yg bersepakat untuk melupakan ayahnya. Kenapa bersepakat? Ya karena mereka mampu menyimpan fakta bahwa seorang ayah yg masih hidup dan sehat wal afiat tetapi sudah dikatakan mati kepada semua orang. 

Terkadang aku berpikir apakah tak ada secuil kenangan indah tentang ayah? Ya walaupun memang telah dikubur kenangan itu tetapi seorang ayah tetaplah ayah. Kita akan tetap membawa namanya ujung nama kita baik kita masih hidup ataupun sudah terkubur di dalam bumi. Ayah tetaplah orang yg telah memberi alasan kita tuk lahir di dunia ini. 

Sebagai seorang anak aku mengakui bahwa aku belumlah menjadi anak yg baik dan berbakti buat kedua orang tuaku. Aku di didik menjadi anak yg tidak mudah cengeng dan mudah menyerah. Bapak sebutan kami untuk nya. Bapak mengajar kan kami bahwa hidup ini tidaklah mudah, mencari uang tidaklah mudah, bermalas-malasan adalah pantangan baginya. Bapak akan membangun kan kami di pagi hari dengan suaranya yg khas. Saat ramadhan biasanya kami malas-malasan bangun pagi, tidur setelah sholat subuh walaupun itu terlarang. Biasa bapak akan memanggil kami untuk bangun dan pergi ke kebun kopi. Kami pernah mencangkul rumput dikebun jika libur panjang. Rutinitas di hari libur adalah mengutip kopi. Bapak akan mengontrol kami. Jika ada yg duduk di atas ember tempat memetik kopi (leha-leha) maka bapak akan berdehem di dekat kami. Suara deheman bapak cukup membuat kami takut dan sadar diri bahwa buah kopi masih harus di petik hingga selesai. Bapak kami bukanlah orang yg hangat dan nyaman tuk tempat berkeluh kesah. Bapak adalah tipikal lelaki yg gigih dan giat bekerja mencari nafkah untuk kami 8 orang anak serta 1 orang istri. 

"Usaha tidak akan menghianati hasil" Itulah yg aku lihat dalam perjalanan hidup bapak. Usianya kini 73 tahun. Bapak masih giat bekerja. Berkebun kopi dan menanam sayuran di kolam tepi kebun adalah rutinitas harian bapak. 

Dulu semasa mudanya bapak pernah 'man ongkosen' alias menjadi pemetik kopi yg dimiliki org lain. Perlahan tapi pasti bapak mulai memiliki kebun sendiri yg tentunya bukan seperti bin salabin ataupun kun fayakun. Semuanya berproses. Hingga anak-anak lahir dan tumbuh satu persatu kami semua melihat dan merasakan proses itu. Berasal dari keluarga ekonomi kelas bawah bapak  tidak mewarisi harta dr kakek, tapi murni dr usaha sendiri. Hingga hari ini aset dan tabungan bapak terus bertambah tetapi gaya hidup bapak tetaplah sederhana. Bapak yg anti berhutang sedari masa susah dulu. 

Aku belajar banyak dari sosok yg ku panggil bapak. Terkadang ada sakit hati tatkala omongan bapak kasar dan to the point. Ya itulah bapak, seorang anak yg dibesarkan dan di didik oleh keadaan. Bapak tak pernah bercanda dengan mesra dengan istrinya. Tapi kalau dengan org lain bapak mampu menjadi pribadi yg hangat dan humoris. Masa lalu telah mendidik dengan caranya sendiri.

Bapak, tetap lah bapak terbaik yg ku miliki. Terima kasih bapak telah memberi kami pelajaran hidup. Engkau tetaplah bapak kami sampe bile-bile masa. Semoga Allah memberkahi hidup dan matimu. Mengampuni segala dosa dan khilaf mu.Menjadikanmu pribadi yg lebih dekat dengan Tuhan semesta alam. Bapak "aku mencintaimu".