Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Minggu, 21 Mei 2023

*Closing Statement pak Tjah*

Menikah adalah bab menerima pasangan seutuhnya.

Menikah adalah proses menerima kekurangan dan kelemahan pasangan kita yang belum kita ketahui saat perkenalan dulu

Menikah adalah bab kesediaan beradaptasi dengan mempertemukan harapan, kebiasaan, sifat dan menerima pengaruh pasangan.

Menikah adalah bab kesediaan berkompromi walaupun terkadang terasa menyakitkan. 

Menikah adalah bab mengembangkan toleransi.

Kadang sudah diadaptasi dan dikompromikan tetapi tetap saja tidak ada perubahan. Jadi tolerasni sepanjang tidak melanggar syariat.

Menikah adalah bab menerima suka dan duka. 

Mudah untuk menerima suka tetapi tidak dengan ketidaksukaan. Hal inilah ujian sesungguhnya. 

Bagi seorang laki-laki perempuan terhormat level 1 s.d. 3 adalah ibunya. Jadi tidak bisa digeser posisi ibu dengan istri.

Jadilah pendamai, bukan kompor : "sebetulnya dia itu baik dan hormat bu, hanya saja mungkin dia sedang ... dst".

Menikah adalah bab menerima ketidaksempurnaan pasangan. 

Menikah adalah bab menerima hal yang tidak menyenangkan dari pasangan kita. 

Semoga kita diberikan keistiqamahan dalam keimanan dan dianugerahi jannah-Nya. Aamiin

Wallohu'alam.

Sumber grup DW Fmipa unsyiah dengan tambahan narasi dari Nismawarni

*Pak Tjah hari ini di Banda Aceh*

_sesi 1_

Keluarga sakinah adalah bukan keluarga yang tanpa masalah. Nabi setiap hari memeluk semua istrinya, tetapi di rumah Nabi pernah kejadian piring pecah. Keluarga sakinah adalah keluarga yang bisa segera keluar dan memecahkan masalah. Keluarga sakinah memiliki tingkat resilensi/kelentingan tinggi.

Buya Hamka sampai wafat hanya memiliki satu istri dan meninggal lebih dahulu. Buya Hamka terus bertilawah begitu istrinya meninggal karena sering teringat akan istrinya dan khawatir cintanya ke istri melebihi cintanya pada Allah.

BJ Habibie berbulan-bulan belum bisa move on dari meninggalnya Ainun. Bahkan setiap hari berlari-lari ke sana-sini sembari memanggil nama Ainun.

Mawaddah dan Rahmah berbeda sifat. Mawaddah adalah cinta dan kasih sayang yang membara dan disertai syahwat. Sifatnya meluntur seiring umur. 

Mawaddah adalah cinta karena.....(alasan).

Rahmah adalah aku cinta pdamu meskipun .... (kondisi pasangan).

Salah satu tugas suami adalah membantu membuat glowing istrinya. Jika tidak maka terimalah apa adanya dan jangan dibanding-bandingkan.

Ada 5 fase kehidupan pernikahan dari cinta menuju cinta :

1. Rimantic love yaitu masa lagi indah-indahnya. Semua masih bisa di maklumi segala sifat dan tingkah pasangannya

2. Dissapointment/distress yaitu  realita yang tak sesuai harapan. Kok gitu ya dia.. Kok bisa ya di bersifat seperti itu dan lain sebagainya

3. Knowledge & awareness yaitu tahu dan faham. Oh pasanganku memang begitu. Biarpun dia cuek tapi aku faham kalau dia adalah pasangan terbaik buatku. Kalaupun dia tidak sesuai dengan harapan ku maka disanalah ladang pahalaku jika aku mampu bersabar menghadapinya. 

4. Transformation yaitu masa pasutri ingin berubah ke arah yang lebih baik, ingin menjadi  suami terbaik, ingin menjadi istri terbaik hingga rumah tangga kita laksana surga sebelum surga yang sebenarnya. Baity jannati

5. Real love, this is Rahmah yaitu cinta yang telah teruji dan lulus dengan predikat terbaik ataupun memuaskan apapun predikat nya pasutri ini telah melewati segala badai gelombang rumah tangga. 

Mereka bisa faham tanpa bicara. Cinta sejati sehidup sesurga. 

Orang yang pacaran lama maka setelah menikah akan langsung masuk ke fase kedua, konflik. So, konsep ta'aruf lebih baik.

Walaupun taaruf bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Apalagi kalau saat taaruf yang di tampilkan hanya yang baik-baik saja alias masih tebar pesona. 

Bisa jadi kenyataan nya jauh panggang dari api. 

Menikah bukan hanya dua individu tetapi menikah adalah menyatukan dua keluarga besar dengan adat, budaya, kebiasaan yang berbeda. Hal ini jika tidak diantisipasi maka bisa berakibat fatal di kemudian hari. 

Dua keluarga yang seharusnya harmonis malah berubah suuzhon antar dua keluarga. "Keluarga mu kan gak suka sama aku".... 

Saat kita tetap mencintai pasangan hidup kita meskipun dia belum bisa memberikan hal-hal terbaik buat kita. Ataupun malah sebaliknya tidak memberikan yang terbaik tetapi yang ada malah zalim kepada pasangannya. Hal ini salah satu cobaan terberat dalam rumah tangga. 

Ibrah kisah nyata sebuah pasangan yang semula membina bisnis dari kecil sampai sukses dan berniat poligami dan tidak disetujui oleh istrinya, tetapi akhirnya Allah menguji dengan kebangkrutan dan harus menjual rumah satu-satunya yang tersisa untuk membayar hutang-hutangnya. Saat kembali ke titik awal sebagaimana awal menikah. itulah yang memompa semangat untuk bangkit. Luar biasanya sang suami akhirnya kembali sukses. Saat itulah sang suami kehabisan selera untuk poligami, meskipun istrinya saat itu sudah setuju.

Wallohu a'lam.

Sumber dr grup DW Fmipa unsyiah dengan tambahan narasi dari Nismawarni.