Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Jumat, 19 Mei 2023

Juni

Sebagian orang mengangap bulan Juni sebagai bulan yang biasa saja tetapi tidak denganku. Bulan Juni menjadi bulan bermulanya aku sebagai ibu. Ibu dari anak kembar laki-laki yang ku harapkan akan menjadi ulama dan umara besar di masanya. Hari ini si kembar kami sudah menamatkan pendidikan nya di dayah Krueng Kalee Aceh Besar. Ini masih merupakan langkah awal nak, akan ada langkah besar di depan sana yang menanti kalian. Aku berharap langkah ini jangan sampai putus di tengah jalan bagaimana pun besar rintangan yang akan kita hadapi. Tetaplah maju, pantang mundur, rancang masa depan gemilang. Optimis, usaha dan doa tak akan menghianati hasil. 

Umi sudah melalui masa itu. Masa yang hampir membuat umi menyerah karena banyaklah masalah yang umi hadapi. Tapi saat ini umi bersyukur telah di hadapkan dengan masa lalu yang kelam dan penuh air mata. Umi di didik paksa untuk dewasa sebelum waktunya, masalah datang silih berganti. Tetapi duka dan gembira itu tak abadi. 

Di hari ini umi berbangga hati dengan pencapaian kalian. Anak-anak yang dulu umi bawa naik sepeda pergi dan pulang dari PAUD. Abang yang pernah masuk kakinya ke roda sepeda hingga kulit kakimu terkelupas. Umi yang tidak sadar masih mendayung sepeda. Tapi abang tidak menangis keras seperti anak lainnya. Abang juga pernah patah tulang paha kanan. Rasanya seperti di cabut nyawa mi, itu ucapmu sambil menangis. Abang juga pernah cemekam jempol kaki pas perawat membersihkannya dan menyuntikan obat bius abang hanya menarik rambut sendiri. Umi tanya kenapa di tarik rambutnya nak? Dari pada kita buat yang lain atau kita ngomong gak enak lebih baik begitu, jawabmu. Akhirnya aku hanya menggenggam tanganmu selama proses pembersihan kuku kakimu yang berdarah-darah. Abang dulu kita pernah bercengkrama di lapangan bola Tungkop, pernah bercerita di gubuk sawah Lamduroe, pernah berjalan kaki dari masjid Fathun Qarib hingga simpang UIN Ar-raniry. Engkau juga pernah menangis di jalan karena lelah akhirnya kita berhenti untuk makan bakso. Masih banyak lagi kenangan umi bersama abang. Kita pernah ke Blangkejeren mengurus kepindahan pekerjaan umi. 

Bersama adek juga banyak kenangannya. Adek pernah masuk klinik Aisyah karena DBD. Engkau di infus tapi tidak menjerit-jerit pas dipasang infus. Adek juga pernah dengan semangat 45 membela abang, siapa yang jahat bang? Biar adek yang pukul. Adek dan abang pernah duduk berdua di sebuah gubuk di pinggir sawah sambil makan kue. Kalian bercerita dengan hebohnya, itu gunung adek.. Sambil menunjuk deretan pegunungan di kejauhan. Adek juga pernah merasakan kehilangan saat abang tidak sekolah selama 3 bulan karena patah  paha kanan. Adek yang tetap sekolah tapi sering bengong dan tak semangat kata gurunya. Kalian memang unik dan tak bisa berpisah jauh. Pernah juga abang tinggal di rumah dengan umi, adek di bawah bunda Erna ke kosannya padahal jaraknya gak jauh. Kalian berdua kompakan menangis. Setelah bertemu kalian langsung tenang dan tidur. Dulu pas masih kecil saat bangun dari tidur kalian akan saling mencari. Jika satu terbangun dan dilihatnya yang satunya lagi belum bangun maka adek juga gak jadi bangun tidur. 

Bulan Juni juga bulan kelahiran anak ke 3 kami, lelaki dengan kulit putih bersih. Dia anak yang anteng tetapi sangat pemilih dalam hal makanan. Nizam, itu panggilannya. Nizam anak yang terlambat dalam berbicara. Kalau kata suamiku Nizam itu anak permintaan umi. Umi masih ingat Nizam 10 bulan dalam kandungan. Nizam yang saat masuk Tk masih belum bisa berbicara, masih memakai bahasanya sendiri. Nizam sangat suka mewarnai. Setiap pulang dari les mewarnai maka gambarnya akan di tempel di dinding rumah kami. Umi terkagum-kagum dengan hasil mewarnainya. Nizam anak yang pernah makan nasi tambah madu, makan nasi tambah milo dan nasi tambah kecap. Saat akan di titip ke PAUD Nizam kerap minta keliling-keliling dulu kadang mampir ke indomaret beli hot wheel, kadang hanya mutar-mutar seputar kampus lalu ke PAUD langsung masuk ayunan, bobok.

Nizam anak yang suka menyanyi. Lagu Ervan Ceh Kul Kayu Nalu adalah salah satu lagu favoritnya meskipun dia tidak mengerti artinya. Terkadang dia juga meniru nasyid yang ku senandungkan.. Meski ku rapuh dalam langkah kadang tak setia kepadamu namun cinta dalam jiwa hanyalah pada-Mu. 

Saat ini kami sering menghabiskan waktu bersama. Naik sepeda motor mutar-mutar selepas sholat subuh, makan di kantin Jepang, Makan di Mbak Moel dengan paket 1 sebagai makanan favorit nya. Terkadang juga makan mie bakso sawah Barabung sambil minum teh hangat.

 Secara hobi kami hampir sama. Sama-sama suka bernyanyi dan bercerita. Saat ini usianya 10 tahun. Nizam terkadang lebih dewasa secara pemikiran ketimbang kami orang tuanya. Buku kesukaannya jadi Baik 1-9, komik al Fatih, komik drakula terkadang juga pinjam HP umi untuk nonton santoon TV, dasi gantung, pokemon dan satria baja hitam ala Jepang sering juga nonton dunia hewan langka. 

Nizam anak yang lembut hatinya, dia ramah kepada semua orang serta tipikal orang yang peduli dengan anak lain terutama yang lebih muda umurnya. Nizam pernah ikut panahan lalu berhenti. Sekarang dia sangat suka berenang. Hampir setiap ada hari libur dia mengajak berenang. 

Nizam anak yang sering meminta maaf saat masih Tk. Umi maafkan aku, aku sudah salah, dengan berurai air mata dia menyalami tanganku. Mau tak mau aku juga belajar meminta maaf darinya. Memanglah umur tidak selalu berkorelasi dengan kedewasaan. Tua itu pasti dewasa itu pilihan, itu kata abang sulung saya. 

Juni banyak harapan dan doa ku langit kan pada-Nya. Semoga bukan hanya di bulan Juni yang optimis tetapi optimis di sepanjang hidup. Optimis untuk mempersiapkan bekal untuk pulang ke negeri akhirat dengan bekal yang maksimal, dengan amal dan akhir yang terbaik. Semoga.. 

Banda Aceh jelang subuh, 19 Mei 2023.

Tidak ada komentar: