Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Kamis, 23 Desember 2010

bengi

capeknya kerja di sawah, panas, lumpur yang jelas aku gak betah berlama-lama di sawah walaupun orang tuaku petani tapi lumrah bukan kalau aku ingin perubahan dalam kehidupanku.

aku dengar banyak teman-teman yang mengajak ke surabaya untuk melanjutkan studi, akhirnya akupun ikut usul mereka. jadilah setamat smp blangkejeren akupun mengadu nasib ke surabaya. mula-mula aku masuk sekolah asrama yang tentunya aku masih mengandalkan biaya dari bapakku dan abangku di kampung, akupun selesai dan melanjutkan ke iain sunan ampel. terasa betul susahnya hidup sebagai anak kos-kosan yang jauh dari saudara dan orang tua.

biasanya di asrama aku bisa makan 3 kali sehari tapi sejak kos-kos jangan harap makan 3 kali sehari makan sekali sehari saja susahnya minta ampun, pernah saat bulan puasa aku sama sekali gak ada uang alhamdulillah ibu kos mengajakku berbuka bersama, dengan malu-malu akupun mengambil makanan yang agak banyak dan membawanya masuk ke kamar, sampai di kamar aku makan setengahnya dan setengahnya lagi buat sahur.

kehidupanku bertambah sulit saat bapakku wafat dan semua biaya kuliahku di tanggung oleh abangku yang sudah berkeluarga. mulailah kakak iparku menunjukkan rasa tidak sukanya lewat telepon katanya keponakanku juga butuh biaya besar buat sekolahnya. apapun yang mereka katakan kutebalkan telingaku, tekadku cuma satu selesai kuliah dengan segera dan gak menjadi beban abangku lagi.

aku punya teman, ari namanya, anak pengusaha kaya dari malaysia. kehidupannya bagaikan langit dan bumi bila di bandingkan dengan kehidupanku, aku untuk makan aja susah, sedangkan dia masih kuliah punya rumah sendiri plus pembantu, perabotan rumahnya lengkap layaknya sebuah keluarga padahal cuma dia dan pembantunya yang tinggal di rumah itu. aku jadi sering ke rumahnya minjam komputer tuk nulis skripsi jadi jangan heran kalau aku kenal baik dengan pembantunya.

aku juga sering di ajak makan oleh ari, walaupun malu aku terima aja tawarannya wong memang aku gak ada duit, pinjamanku ke teman-teman kos sudah lumayan membuatku semakin pusing, gimana ya cara melunasinya? akhirnya akupun membuat proposal bantuan dana saat itu aku ingin sekali lulus sarjana dan pulang kampung, dengan susah payah akhirnya proposal tersebut selesai juga dan akupun mulai mengajukan proposal bantuan dana pulang kampung ke pihak-pihak yang ku anggap mau memberikan bantuan dana. saat itu aceh baru ditimpa tsunami jadi banyak orang yang bersimpati karena aku berasal dari aceh, alhamdulillah dana dari proposal yang ku buat bisa melunasi hutang-hutangku plus aku bisa pulang kampung dengan gelar sarjana yang ku peroleh menjelang kepulanganku ke kampung halaman yang sudah cukup lama ku tinggalkan.

rasanya deg-degan juga naik pesawat karena baru kali ini aku naik pesawat, banyak teman kos-kosan yang melepas kepulanganku sampai ke bandara, mereka memeluk dan menjabat tanganku dengan erat, aku terharu dan sempat menitikkan air mata perpisahan.

akupun sampai ke balangkejeren, belum banyak perubahan yang terjadi tapi masyarakat blang bertambah ramai, rumah-rumah penduduk juga mulai ramai. di rumah kami ramai saudara yang menyambut kepulanganku dengan gembira.

akupun mulai menata hidup baruku, aku mendaftar sebagai honorer di kantor pengadilan agama blangkejeren, walaupun gajinya kecil tapi lumayanlah buat nambah pengalaman.

tahun-tahun terus berlalu aku masih menjadi pegawai honorer di kantor pengadilan bedanya sekarang aku sudah punya teman sejati dan sedang menantikan kelahiran buah hati pertama kami, namaku bengi asli dari desa rigep negeri seribu bukit.

Tidak ada komentar: