Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Jumat, 27 Mei 2022

#anak-anak yg tersisih

Bagiku punya anak itu ujian sekaligus anugerah. Anak adalah gambaran kita selalu org tuanya. Sifat yg di turun kan kepada mereka adalah gen kita. 

Ada anak2 yg mudah untuk disayangi mgkin karena sifatnya yg lembut, mudah meminta maaf. Intinya dia mampu menyentuh hati kita. Namun ada anak yg kita sendiri kualahan untuk mendidiknya. Sifatnya keras, kalau di nasehati membantah dan susah meminta maaf. Tapi bukanlah sifat anak tidak muncul serta merta. Ada proses panjang. Mulai dari kita memilih siapa calon pasangan kita. Lalu kita menikah, hamil dan punya anak. 

Masa-masa kehamilan sangat berperan dalam membentuk sifat dan karakter seseorang. Orang-orang di sekitarnya juga ikut andil membentuk karakter nya. Anak yang sedari dalam kandungan sudah dinanti-nantikan serta untaian doa-doa ketulusan dilangitkan. Tentu akan berbeda karakternya dengan anak2 yg sedari kandungan sudah tidak di inginkan  dalam hati si ibu berkata "kenapa kamu gak mati saja?"

Sebagai anak kita tidak bisa memilih akan dilahirkan dari rahim siapa. Apakah ibu yang lemah lembut dan penuh kasih atau ibu yg pemarah dan tanpa kasih. Psikologis si ibu saat hamil akan sangat menentukan bagaimana karakter anak tersebut nantinya. Pantaslah banyak nasehat dan juga ucapan nabi bahwa ibu adalah madrasah perdana bagi anak2nya. Ibu adalah pembentuk sifat anak-anaknya. Ibu yg bahagia akan melahirkan anak-anak yg insyaallah bahagia juga. Anak dari keluarga broken home akan sedikit mudah hopless dalam menjalani kehidupannya kelak. Saat hamil dan melahirkan seorang ibu diberi ganjaran pahala yg besar. Malahan seorang ibu yg baru melahirkan layaknya org yg baru selesai berperang di medan laga, doa nya di ijabah.. Masyallah.. 

Anak-anak yg tersisih berawal dari kehamilan dan melahirkan. Sebuah keluarga akan sangat bahagia saat anaknya lahir dan berangsur ekonomi keluarga membaik. Sebaliknya saat anak lahir orang tua merasa kesusahan secara mental dan perekonomian tentunya akan sangat berbeda karakter anak yg di lahirkan. 

Anak yg lahir dengan dibarengi kelancaran rizki  maka si anak dielu-elukan sebagai anak pembawa berkah alias anak keberuntungan. Sementara anak yg lahir ditengah kesusahan ekonomi di anggap anak yg membawa sial. Bukankah anak adalah rizki sekaligus cobaan buat kita orang tuanya. 

Anak tersisih akan selalu dibedakan hingga besarnya. "Kakakmu tu sedari di kecil dulu susah kali mendidiknya, ekonomi keluarrgapun masih susah saat itu, bapak masih '*mangan ongkisen ngutip'" Ucap bapak. (*menjadi pekerja di tempat orang yg panen kopi, mereka dibayar berdasarkan hasil panen kopi yg bisa dipetiknya. Biasanya dalam ukuran bambu dan 'tem' (kaleng). 1 kaleng 10 bambu.

"Bapak masih naik sepeda jika pergi ke kebun, kakakmu itu biasa naik di tempat mengayuh sepeda dengan berdiri, sementara bapak mendorong sepedanya", tambah bapak. Bapak naik sepeda ontel pada masa itu. 

Berangkat dari kenangan kesusahan tersebut maka perlakuan orang tua ke anak berbeda jauh dengan perlakuan terhadap anak kesayangan atau anak kebanggaan. 

Jika anak tersisih ini melakukan kesalahan maka tampak makin besarlah kesalahan si anak. Sebaliknya jika anak kesyangan atau kebanggaan berbuat salah mk org tua mampu memaklumi nya. Seolah2 semua kesalahan tertutupi oleh kebanggaan mereka kepada si anak. 

Posisi anak tersisih itu sangat sangat tidak enak. Biasanya perasaan org tua ke si anak terbawa hingga di hari tuanya. Anak yg tersisih seolah bukanlah anak berbakti. Kebaikan anak tersisih tidak nampak. "Kakak mu itu biarpun sering lewat didepan rumah bapak, dia gak mampir", tutur bapak

Tetapi kalau anak kebanggaan biarpun dia gak pulang saat lebaran itu gak masalah. Malahan di orang tua lah yg datang mengunjunginya. Ini nyata dalam kehidupan. 

Tapi pernahkah orang tua berpikir bahwa anak kebanggan belum tentu akan mau merawatnya di masa tua dengan sukarela. Anak kebanggaan kebanyakan  menganggap orang tua sebagai mesin ATM klo butuh mereka datang klo gak mereka hilang. Mereka memperlakukan org tua layaknya rekan bisnis. 

Anak tersisih biasanya lebih ikhlas merawat orang tua. Tapi lagi-lagi sebagaimana berbaktinyapun seorang anak tersisih selalu saja tak nampak di mata org tua. Yg nampak di pandangan mata hanya anak kesangan.

Penggalan nasyid ini bisa menjadi renungan bagi kita selalu org tu

Anak adalah anugerahnya

Harta yg amat berharga

Kitalah yg menghargainya kitalah yg menyayanginya

Bila sdh hilang rasa kasih dan sayang

Anak yg tak berdosa dibuang tanpa belas kasihan

Entah kan hidup entah kan mati

Akhirnya anak menjadi korban

Tidakkah sedikit rasa bersalah tidakkah sedikit rasa berdosa

Namun hatinya telah gelap

Hatinya telah menjadi buta


*Ama... Ama oo aku anakmu ine

(*bapak.. Wahai bapak, ibu aku anakmu) 

*Ama.. Ama oo payung pelongohen seseren wooo

(*bapak.. Wahai bapak engkaulah tempat berteduh tempat bersandar) 


Bagi anak yg tersisih tetaplah tegar. Tetaplah berbakti. Tetaplah mencari keberkahan hidup kita dari doa org tua bagaimana pun perlakuan mereka kepada kita. Kewajiban kita hanya berbakti. Bagaimana mereka memperlakukan kita biarlah hanya Allah yg menilainya. Seberat apapun ujian hidup kita yakinlah karena kita mampu menanggungnya

Terasa menyesakkan semua yg telah terjadi

Apa yg ku bangga kan semua tinggal cerita

Kau uji aku karena aku bisa melewati nya ini yg terbaik bagi hidupku ku serahkan padamu

Biarkan aku oh malam menangis disepanjang shalatku

Hanya Allah saja yg bisa membuat ku tegar menghadapi semua ini

Biarkan aku oh malam bersimbah rahmat dan ampunan nya

Badai pun pasti berlalu menguji imanku 

Daku serahkan pada ilahi...

Banda aceh ujung, subuh 27 Mei 2022

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Udh siap ***** baca cerpennya bunda
Mntap cerpen nya
Dan mmng kenytaaan
Mmng berat kalo dalam kluarga ada pilih2 kasih mmng biasa untuk org tua
Tpi ga boleh menjatuhkan mental seorang anak
Karena smuanya adalah anak wajib di berikan kasih sayang
Nnti ***** komen bklan pnjang bunda 🙂
Selamat berkarya trs bunda
***** mau cuci kopi dlu ni

Anonim mengatakan...

Ada jg yg kirim salam sama kakak dalam kisah di atas. InsyaAllah disampaikan salamnya. Pesannya tetap semangat menuliskan kisah yg penuh hikmah.

Anonim mengatakan...

Trus berkarya....bhsnya sdh bagus, tema yg diangkat jg lumayan menggugah...

anis, nisma,nis mengatakan...

Berizin