Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Kamis, 19 Mei 2022

#Drama mencari hutang

Selama 41 tahun hidupku, aku bertekad untuk tidak bermudah-mudah dalam berhutang kepada siapa pun. Baik dalam jual beli atau pun urusan lainnya. 

Drama mencari hutangan amat sangat membekas di jiwaku. Saat itu aku benar-benar di buat nangis bombay. Bukan orang lain atau rentenir yg membuatku demikian tapi bapakku sendiri. 

Beberapa tahun yg lalu kami berencana memperluas gubuk triplek rumah kami. Bagiku dan suami lebih baik punya rumah triplek dari pada sewa. Filosofis sewa rumah ini, saya dapatkan dari beberapa nasehat orang-orang yang kami temui tanpa sengaja. Orang baek yg bukan siapa-siapa apalagi saudara dekat. Pasangan pertama kak ides dan pak mursyid. Aku sebenarnya tidak terlalu kenal dengan pasutri ini. Mereka tinggal di takengon sedangkan aku tidak pernah tinggal di takengon. Adekku sangat mengidolakan kak ides. Singkat cerita sebelum menikah aku mampir ke rmhnya di seputaran kota takengon. Saat itu kak ides memiliki toko buku mini klo gak salah dan k ides jg tinggal di sana. Saat ke sana aku langsung tertarik dengan koleksi buku dagangannya. Aku membeli buku fiqih kontemporer karya yusuf qardhawi. Klo gak salah saat itu aku gak membawa yang cash. Buku yg ku beli juga lumayan harganya. Akhirnya buku sudah ku bawa dan uangnya menyusulku transfer via ATM. Saat itu blm ada aplikasi mobile banking. 

Dari situlah awal perkenalanku dengan kak ides dan pak mursyid. 

Tahun 2007 setelah kami menikah. Entah kenapa aku mengajak suami mampir ke tokonya. Saat itu jelang makan siang. Pak musyid lagi makan. Ada asam jeng telur bebek. Pak mursyid bercerita dengan suamiku dengan akrabnya. Dan entah kenapa omongan pak mursyid begitu mengena di hati suamiku. Kata pak mursyid "kalian itu harus sudah merencanakan kapan punya rumah sendiri, tidak perlu rumah mewah, rumah yg sesuai kemampuan kalian saja, usahakan punya rumah sendiri sebelum anak2 kalian masuk SD, kalau anak2 sudah sekolah kita akan susah mengkhususkan dana membuat rumah", begitulah kira2 inti cerita pak mursyid. 

Kata pak mursyid masakan kak ides paling enak, apalagi kalau masak asam jeng telur bebek dengan kuning telurnya masih belum matang sempurna. Dan kayaknya asam jeng telur bebek itu butuh waktu agak lama agar kuning telur bebek nya matang sempurna atau memang susah matangnya ya.. Wallahu a'lam. 

Di sisi yg lain aku dan kak ides duduk. Kak ides orang yg menyenangkan untuk berbagi kisah. Pasangan ini juga kelihatan romantis. Malahan kak ides cerita kalau dia bangunin pak mursyid itu dengan mencium mata pak mursyid. Aku tentu saja geli mendengarnya. Saat itu kami pengantin baru. Wah rasanya waktu cepat berlalu jika mendengar wejangan dan juga guyonan pasangan ini. Aku blm pernah melihat pasangan yg seperti ini di gayo. Mereka terlihat serasi dan saling pengertian juga saling menghargai. Mereka pasangan gayo dan minang. Sedangkan kami pasangan gayo dan aceh. 

Pas berpamitan k ides menghadiahiku jilbab persegi panjang warna kuning dengan hiasan di pinggir jilbabnya. Alhamdulillah jilbab tersebut masih awet padahal usianya sudah hampir 15 tahun. 

Alhamdulillah senang sekali bertemu langsung dengan kak ides dan pak mursyid. Kapan ya kita bisa bersua kembali di masa depan?

Bersambung  mien...

Tidak ada komentar: