Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Kamis, 13 Oktober 2022

Ayah Teladan

Dulu semasa kuliah aku pernah menginap di rmh seorang teman. Aku mengenal orang tua, abang dan adiknya. 

Ayahnya seorang dokter dan sangat menjaga pola makannya. Ibunya selalu berbelanja bulanan untuk keperluan dapur. Aku melihat beberapa buah kulkas yang sarat bahan mentah. Ikan beku, sayur dan bumbu. Ibu nya sangat rajin memasak. Ikan segar biasa langsung di masukan ke freezer tanpa dibersihkan. Saat akan di masak barulah ikan yg telah beku di keluarkan dan diolah. Aku sering juga makan di rumah itu. Biasanya setelah makan anak-anaknya baik yang lelaki dan perempuan langsung mencuci bekas makan masing-masing. Di ibu bukanlah seorang ibu rumah tangga melaikan wanita kantoran. Aku juga pernah melihat keluarga ini menerima pesanan nasi kotak dalam jumlah yang tidak sedikit. Dalam hati aku berkata "orang kaya masih menerima orderan nasi kotak".

" Bang, kotak itu belum ada lauknya". "Yang sebelah sana sudah selesai". Ruang keluarga tumpah ruah dengan kotak nasi, lauk dan orang-orang yang menyusun aneka makanan. Siang itu nasi kotak harus sudah di antar ke salah satu fakultar si Unsyiah.

Di lain waktu, aku melihat sebelum subuh si ayah bangun dan pergi ke mushala untuk shalat berjamaah. Sebelum pergi si ayah berujar "Da.. Da.. Bangun.. " Tanpa menunggu si anak  bangun si ayah langsung ke mushala dekat rumahnya.

Si ayah merupakan sosok yang giat dan tekun bekerja. Dia pernah menjadi tukang becak untuk menghidupi keluarganya. Menurut cerita si ibu anak-anak mereka tidak pernah mempercayai cerita si ayah yang pernah menjadi tukang becak. Si ayah yang berhasil mendapatkan gelar S2 nya.

Dirumah mereka selalu ada saudara yang tinggal bersama mereka. Biasanya mereka di bawa dari kampung halaman untuk bantu-bantu di rumah bahkan ada yang di kuliahkan. Aku mengenal adik kelas semasa SMU yang tinggal di rumah mereka.

Jalan hidup tak siapa mampu menebak.  Ada orang-orang yang dulunya susah berangsur ekonominya berubah lebih baik dari hari ke hari. Namun ada juga yang dulunya hidup senang semakin senja usianya semakin merosot ekonominya. Hari tua yang menyedihkan.

Semoga semakin bertambah usia kita semakin kita dekat kepada pencipta  kita. Masa tua hanya fokus ibadah bukan lagi kisruh masalah ekonomi. 


Tidak ada komentar: